Senin, 14 Oktober 2013

Luka Maya Menyayat Bathinku

Jauh sudah aku melangkah ...
Tinggalkan beribu jejak bersamamu ...

Dan kini,
Akulah Raja Maya yang menjulang di Angkasa
Hingga kunikmati sudah segalanya

Entah berapa gelas arak kuteguk
Dari cawan Iblis di ranjang Kenabianku
Bersama paha dan dada ku bersulang gagah
Menikmati malam-malamku yang berbintang
Hingga tak kudegar lagi suaramu
Hingga tak kucium lagi namamu

Tapi malam ini ...
Tiba tiba petir menampar kerianganku
Suaramu tiba-tiba menyusup di ruang bathinku

Maka tak sadar ku berlari
Mencarimu ke segala penjuru maya
Kuketuk pintu rumahmu
Labuhan terakhir tempat ku bernaung
Tapi yang kutemukan, hanya sunyi
Dan disepanjang jalan
Yang kutemukan hanya darah lukamu yang tercecer

Oh ... maya
Dimana dirimu sayang?

Aku bertanya pada bulan
Aku membelah matahari
Aku menampar pintu langit
Tapi yang kutemukan, hanya sepi

Sesaat menjelang kuhempaskan tubuh ini
Kutulis sepucuk surat
Hanya pada malam kutitip
Walau kusadar, engkau tak kan kutemukan lagi ...

Tapi ternyata,
Kau balas suratku
Kau katakan dirimu jatuh, sakit
Ditimpa luka yang tak tertahankan

Oh ... maya
Betapa kejam diriku

Hajarlah jiwaku .... tampar sayang
Tamparlah segala sombongku
Dan injaklah tubuh busuk ini!

Maya
Bersama sisa malam ini
Kucium semua jejakmu yang tercecer
Jejak penuh darah,
Yang pernah kau persembahkan untukku
Yang tak kan mampu kubayar

Maya ....
Maafkan aku sayang
Dan kembalilah

Revo Samantha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar