Kamis, 24 Oktober 2013

Cara Mengetahui Manusia Tolol Saat Debat tentang Tuhan

Ketika terjadi perdebatan sengit tentang apakah Tuhan itu ada secara ontologis atau tidak, yang artiya apakah Tuhan itu benar-benar ada sebagai sebuah ADA atau Eksistensi, maka mereka bekata:

“Terserah kalian mau bilang apa
Yang penting dengan meyakini Tuhan hidup saya menjadi lebih berarti. Dan itu rasanya sangat mendamaikan”

Ketololan mereka terletak pada mencampuradukan antara kajian filosofis dengan refleksi psikologis. Membicarakan apakah Tuhan itu ada atau tidak sebagai sebuah ADA Mutlak, itu adalah kajian filsafat. Sementara mengatakan bahwa dengan meyakini Tuhan itu ada membuat diri menjadi berarti, membuat hidup mereka terasa menjadi damai, itu adalah renungan psikologis. Jadi tidak ada hubungannya. Kalau soal bathinisasi psikologis, tahi saja dimakan bisa terasa sebagai coklat. Tapi perasaan merasa tahi terasa sebagai coklat, tetap tidak membatalkan bahwa tahi itu memang tahi pada dirinya sendiri.

Jadi bedakan,
Mana yang kajian filosofis, dan mana yang hanya bathinisasi pribadi.
Dasar tolol!

Revo Samantha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar