Rabu, 23 Oktober 2013

Menelanjangi Angan angan Causa Prima Aristoteles

Rata rata bangunan Teologis Abad skolastik, baik di kalangan pemikir Islam, Kristen maupun Yahudi, adalah infeksi dari konsep Causa Prima Aristoteles. Bahwa Sang Ada, sudah ada dengan sendirinya. Bahwa Penyebab Pertama, adalah Penyebab yang tak ada lagi penyebab lain selain dirinya sendiri. Bahwa Tuhan adalah sebuah Ada Absolut yang sudah ada dengan sendirinya. Tanpa ada yang menyebabkan keberadaanNya.

Pada prinsipnya,
Aristoteles melakukan deduksi. Dari hal hal umum, ditarik kesimpulan khusus. Dari yang general, menuju ke yang spesifik. Dari yang abstrak, diturunkan menjadi detail teknis.

Sebagai contoh beginilah model deduksi Aristoteles yang menyelinap dalam Teologi:

Jika Tuhan tidak ada yang menciptakan diriNya,
Maka itu artinya Tuhanlah yang menjadikan segala sesuatu selain diriNya menjadi ada.

Yang menjadi persoalan adalah
Dari mana asal muasalnya asumsi yang digunakan Aristoteles, bahwa ada sesuatu X yang disebut dengan Penyebab Pertama? Dari realitas kongkrit atau dari angan-angan? Sudahkah dan bisakah asumsi itu diverifikasi? Sudahkah hal itu dibuktikan Aristoteles? Jika belum, lantas dari mana dia tahu bahwa ada sesuatu yang disebut Penyebab Pertama itu ada?

Bagi saya Aristoteles melakukan rasionaliasi
Hanya melakukan pembelaan yang sistematis terhadap angan-angannya sendiri.
Dengan kata lain, asumsi yang digunakannya, tidak lebih dari angan-angan. Karena itu segala turunan dari angan-angan, juga akan menghasilkan rangkaian angan-angan yang tak berkesudahan. Karena itulah segala uraian tentang Tuhan, yang merujuk konsep Causa Prima Aristoteles, bagi saya adalah sebuah omong kosong yang dianggap canggih dari zaman ke zaman. Maka yang paling bertanggung jawab akan inveksi virus Causa Prima Aristoteles di tubuh Teologi Islam bagi saya adalah Ibnu Rusyd. Karena dialah yang paling getol membangun teologi Islam dengan cara yang sama.


Revo Samantha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar