Selasa, 15 Oktober 2013

Kejengkelan Saya pada Perempuan Iblis yg Saya Cintai

Angin dingin mulai menusuk tubuh saya.
Suara jangkrik keparat juga mulai mengacaukan alunan Summertimes Sadness di telinga saya. Sementara listrik padam tanpa pemberitahuan. Bersama sisa arus listrik yang tersisa pada UPS komputer, saya tetap online dengan tergesa-gesa. Tekad saya hanyat satu: Ingin mencumbu perempuan Iblis yang saya cintai di Facebook.

Tanpa pembukaan apa-apa,
Saya langsung meloncat ke Mozilla. Dengan cekatan kemudian saya meyelinap ke Facebook. Dalam imajinasi saya, inbox saya sudah dipenuhi sambutan perempuan Iblis saya: “Bang Revo. Kecup dong pipi saya”. Tapi yang saya temukan, hanya tumpukan virus jahanam. Darah saya mendidih. Beberapa helai rambut saya terbakar. Karena kesal, saya langsung merayap ke halaman profilnya. Tujuan saya, protes: “Kenapa tidak kau layani kerinduan saya hai perempuan Iblis?”

Tapi usaha saya sia-sia.
Yang saya temukan, hanya foto dia sedang dipeluk seorang gigolo.
Saya langsung mematikan rokok di telapak tangan. Lalu dengan abunya saya tulis “Perempuan Iblis Keparat!” Saya eja nama itu berkali-kali dengan suara melengking. Saya tatap dengan geram. Tapi tak ada reaksinya. Saya semakin jengkel. Hingga akhirnya saya lemparkan telapak tangan saya ke dinging. Hingga meleleh darah segar. Saya pura-pura tidak merasa sakit. Begitulah kekesalan saya pada Perempuan Iblis yang saya cintai.

Sambil mencium sisa darah di telapak tangan
Saya kembali mengintip ke Facebook. Sebuah inbox tampak berkedip. Sambil mengeja namanya, saya langsung membukanya. Maka terbacalah pesannya: “Bang Revo? Aku kangen Bang ...” Maka tanpa pikir panjang langsung saya balas: “Sudah terlambat keparat! Namamu sudah kulemparkan ke dinding”


Revo Samantha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar