Jumat, 15 November 2013

Jasa Eksistensialisme pada Diri Saya

Saya pertama berkenalan dengan Eksistensialisme pada tahun 1994
Sewaktu saya masih seorang mahasiswa,
Diusia saya yang penuh kecamuk dalam diri
Dimasa penuh pertentangan bathin yang tak kunjung usai.
Dimasa penuh kembimbangan yang tak berkeputusan

Dan diantara para Eksistensialis,
Yang sangat saya gandrungi saat itu adalah Sartre dan Jasper
Melalui Sartre, saya terkesima akan kebebasan manusia
Bahwa hakikat manusia itu sendiri, adalah kebebasan
Melalui sabdanya saya terperanjat
Bahwa dalam diri manusia, tidak bisa bergumul dua Sang Aku
Dan Tuhan, adalah Tamu Asing yang memberangus kedirian otentik
Karena itu mustahil manusia bisa bebas, jika Tuhan masih bercokol dalam diri manusia

Sedang melalui Jasper,
Saya terkesima akan peneguhan diri secara sosial
Bahwa saya, tidak perlu menghamba diri secara objektif pada apapun
Bahwa saya harus begini harus begitu sesuai standar umum yang dipuja secara massal
Saya, harus menjadi saya sebagai mana diri saya pribadi
Segala ukuran yang ditempelkan pada diri saya, adalah virus kepribadian

Kasarnya,
Sartre telah meratakan jalan bagi saya untuk berani mengusir Tuhan yang sudah keenakan menjadi vampir dalam kesadaran saya. Hingga hasrat untuk menjadi manusia 100% menjadi menyala nyala dalam diri saya. Sedang Jasper telah membuka mata saya, bahwa saya harus masa bodoh bila bicara diri di panggung sosial. Yang penting, bagaimana saya merasa dan saya mau, bukan sebagaimana saya seharusnya sesuai standar umum.

Revo Samantha
.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar