Senin, 25 November 2013

Pelajari Cara Agama Menipu Diri Anda

Pada prinsipnya,
Beragama berarti membiarkan diri masuk lingkaran setan kegilaan
Tapi kegilaan yang dianggap mulia.

Gila,
Gamblanganya berarti tidak sadar.
Tidak sadar akan kenyataan yang sedang berlangsung
Dan yang dimaksud dengan kenyataan,
Adalah apa yang dindera sebagaimana mestinya.
Apa yang dilihat, didengar, diraba, dikecap, dan dicium sebagaimana adanya
Dengan segala fenomena alam yang beralangsung kongkrit dalam kehidupan sehari hari.
Lalu setelah sadar akan semua itu,
Diri mengakui dan menerimanya sebagaimana adanya.
Bukan menolak apalagi bersikeras untuk menentangnya.

Akan tetapi,
Itu bukanlah pekerjaan yang mudah.
Bahkan sepanjang hidup manusia,
Adalah keterlunta-luntaan berkepanjangan dalam mengarungi semua itu.
Dan rata rata manusia, bodoh, ngeri, bahkan takut menghadapinya.
Sehingga secara psikologis, terjadi kegelisahan yang bersifat eksistensial
Kegelisahan yang mengahibisi segenap kesadarannya akan kenyataan.
Sehingga muncul berbagai ilusi dan delusi

Ilusi disini adalah terjadi malpraktek penafsiran terhadap realitas
Dan delusi disini adalah terjadi proses mengada ada dalam kesadaran
Sesuatu yang tidak ada, dianggap ada.
Semua itu, dibathinkan sebagai sesuatu yang memang demikian adanya.
Padahal sebenarnya, hanya sebuah cara untuk menghibur diri.
Untuk melenturkan rasa nyeri psikologis yang tak terjawab.

Puncak dari ilusi itu,
Adalah meyakini bahwa apa yang terjadi dalam hidup
Adalah ulah sesuatu X yang tidak pernah dimengerti
Tidak lagi dipahami sebagai sebuah mekanisme kongkrit hukum alam
Dan puncak dari ilusi itu melahirkan delusi
Menciptakan sesuatu X imajiner yang bermana Tuhan.

Lebih kurang begitulah gamblangnya Agama
Sebuah lembaga produksi ilusi dan delusi

Itu sebabnya,
Jika seorang pemeluk agama sakit,
Mereka meyakini itu sebagai sebuah cobaan dari Tuhan.
Padahal secara kronologis, itu adalah ulah kecerobohan dan ketidakberdayaannya dalam menjaga kesehatannya sendiri.

Itu sebabnya,
Jika seorang pemeluk agama gagal dalam hidupnya,
Mereka yakini bahwa Tuhan belum memberi kemudahan dalam hidupnya
Padahal bila dirunut, semua itu adalah akumulasi total dari cara berpikir dan cara bertindaknya yang tidak terarah pada suatu tujuan yang diimpikannya.

Itu sebabnya,
Jika seorang pemeluk agama merasa tidak bahagia dalam hidupnya,
Mereka meyakini bahwa Tuhan belum memberkati hidupnya.
Padahal yang terjadi sebenarnya, mereka malas dan gagal menata pikiran dan hati mereka sendiri.

Padahal semua itu, sebenarnya alamiah.
Tidak ada mistifikasi misterius dalam prosesnya.
Real sesuai mekanisme hukum alamiah.
Hanya saja mereka, malas dan gagal memahami dan menjalaninya.
Lalu melarikan diri pada ilusi dan delusi yang sudah disediakan oleh agama
Untuk melakukan reduksi tegangan bathin.
Agar rasa kegelisahan, kekecewaan serta rasa takut yang tak terperikan itu, bisa dihabisi

Begitulah seterusnya dalam banyak aspek kehidupan.


Revo Samantha
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar