Jumat, 22 November 2013

Kelemahan Mendasar Taat dalam Beragama

Sesuai dengan penjelasan panjang lebar diatas, itulah kelemahan dari taat beragama. Pada batas tertentu, taat bisa bermakna blunder. Buta!

Itu sebabnya banyak orang taat mudah tersinggung, mudah marah, naik pitam bahkan membunuh orang lain. Karena relasi diri dan objek sembahannya seakan identik dalam dirinya.

Itu sebabnya kenapa orang taat mudah menangis. Histeris bahkan los kesadaran. Itu sebabnya, orang taat bisa langsung gila ketika anak, suami, atau orang-orang dekatnya meninggal. Karena afiliasinya terhadap segala sesuatu bersifat emosional-psikologis. Bukan intelektual, seperti yang terjadi pada pemahaman (baca kembali bab sebelumnya: Beda Taat Beragama dengan Memahami Agama).

Dengan kata lain, taat dalam beragama memang memberi makna secara psikologis. Memberi rasa. Bisa memberi nikmat psikologis pada hidup. Tapi tanpa terang nalar, diujung batasnya, ketaatan bisa membuat seorang beragama menjadi budak dari apa yang diyakininya. Bisa menjadi konyol dan anarkis.

Arsip 31 Mei 2011
Revo Samantha

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar