Meski sebelumnya saya sudah membaca buku-buku tentang kegilaan, atau buku buku tentang gejala Abnormalitas, tapi semua itu tidak ada artinya dibanding pengalaman kongkrit saat saya mengalaminya. Ternyata saat mengalami sakit jiwa, jauh lebih bermakna dari kuliah di Universitas Kegilaan hingga bertahun tahun. Saya menjadi mengerti bahasa orang gila dibanding kamus khusus tentang kegilaan yang disusun di meja akademis.
Revo Samantha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar