Kamis, 17 Oktober 2013

Membongkar Perselingkuhan antara Jibril dengan Tuhan

Untuk menyampaikan sebuah pesan moral,
Atau misi tertentu, maka seorang Pengarang, akan membungkusnya dalam balutan sebuah kisah. Yang dalam kisah tersebut, bergumul sejumlah tokoh. Baik yang bertindak sebagai pemeran utama maupun yang bertindak sebagai pemeran viguran. Baik yang protagonis maupun yang antagonis. Untuk apa? Untuk apalagi jika bukan untuk menggiring pembaca agar mereka bisa ditodong hanyut secara emosional, untuk akhirnya, menjadari ada pesan tersembunyi dibalik panggung cerita yang dibangun sang Pengarang.

Begitulah kisah antara Jibril dengan Tuhan.
Tuhan adalah tokoh imajiner utama dalam kisah agama.
Lalu Jibril adalah sayap kanan Tuhan dalam melancarkan misiNya.
Tapi dibalik semua itu,
Yang menjadi dalang dibalik layar, adalah Sang Pengarang.

Begitulah heremeneutika sebuah Kitab Suci
Sang tokoh, dengan segala konflik yang mengitarinya,
Hanyalah kumpulan majas. Jejaring simbolik untuk sebuah pesan yang ditulis Sang Pengarang.
Tapi mereka yang tolol
Hanya bisa behenti secara harfiah pada teks teks yang terbaca, seakan Tuhan dan Jibril benar benar tokoh sejarah otentik dengan segala kisahnya.

Revo Samantha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar