Kamis, 27 Februari 2014

Sebab Penggila Yesus Boleh Belajar pada Saya

Saya sendiri,
Membaca beberapa ujaran Yesus dalam Alkitab atau Injil
(Jika memang itu benar ucapan Yesus)
Tetap terinspirasi dan mengangguk ngangguk
Tapi kekaguman saya atas beberapa aforismanya,
Tidak membuat saya mengkultuskannya
Apalagi harus memeluk agama Kristen, maupun Khatolik.
Bahkan tanpa harus menghambakan diri pada suatu agama

Sikap saya terhadap Yesus,
Sama dengan sikap saya terhadap manusia lain sebagaimana adanya
Jika pandangan seseorang menggelitik dan inspiratif
Saya tetap akan mengakuinya.
Jika tidak, ya saya biasa saja.

Artinya Yesus dimata saya,
Sama dengan saya
Sama dengan semua manusia pada umumnya
Dimana setiap manusia
Karyanya akan cemerlang sesuai di bidangnya masing masing
Tidak ada manusia Superman.
Apalagi manusia suci
Yang ada, manusia selalu punya kekuatan dibidangnya
Dan lemah dibidang lainnya.
Dan terbukti, kekuatan Yesus, pada pengorbanannya
Pada kontrubusi sosialnya dibidang spiritual.
Kalau dibidang lain, dia juga lemah
Dan terbukti, dia akhirnya juga mati.

Karena itulah saya tetap geli melihat sikap rata-rata pemuja Yesus.
Kenapa mereka seperti anak anak yang menggandrungi film kartun?
Dimana lakon utamanya
Punya kekuatan ajaib seperti nenek tukang sihir
Yang bisa menghidupkan orang mati
Lalu setelah mati, dia hidup lagi.
Padahal ketemu Yesus saja, tidak pernah
Tahunya cuma dari kumpulan tulisan yang bernama Alkitab
Dan segerombolan penulis Novel Alkitab,
Juga tidak pernah bertemu dengan Yesus
Mereka menulis hikayat dalam Alkitab
Setelah sekian Abad setelah Yesus meninggal

Dari sudut kajian sejarah,
Secara epistemologis,
Segala sesuatu yang dikatakan tanpa menyaksikannya disebut sebagai hipotesis
Bahasa sehari harinya, main tebak tebakan.
Begitulah
Tapi mengatakan para penggila Yesus tidak jalan otaknya, tidak boleh.
Itu kasar namanya.
Iya kan?


Revo Samantha
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar