Kamis, 27 Juni 2013

Akankah Dosa Ramadhan Itu Saya Ulangi Lagi?

Pagi itu,
Saya dengan kedua teman saya asyik membuat sebuah relief di dinding
Bahannya dari adukan semen dengan pasir.
Suasana kerjanya, persis seperti suasana tukang saat membangun sebuah bangunan.

Matahari mulai menyengat kerongkangan saya
Hari, sudah mulai tinggi. Jam 12 siang
Kerongkongan saya, mulai mengeluh
Sedang waktu berbuka, masih lama
Maka disaat itulah kreativitas saya muncul

“Heh ... Don. Saya izin dulu ya sebentar”
“Lho mau kemana disaat panas terik begini?”
“Ada yang mau saya beli ke pasar”
“Ke pasar? Beli apa ya?”
“Saya mau beli batery.
Ini walkman saya baterainya mulai soak.
Saya tidak bisa bekerja tanpa musik.”

“Lho diwarung depan ada kok?”
“Ah ... disitu cuma baterai biasa.
Saya maunya yang Alkaline”
“ya sudah kalau begitu.”

Maka meski dengan bibir kering dan perut lapar,
Saya kemudian melangkah dengan penuh semangat

Dan sampai di pasar,
Tanpa pikir panjang saya langsung nyolonong masuk ke sebuah warung yang ditutup
Tapi didalamnya ada banyak pengunjung.

“Buk, makan buk. Pakai paha ayam.”

Saat menyantapnya,
Saya bergumam dalam hati:
“Kasihan juga teman saya.
Pada dasarnya mereka orang baik
Tapi sayang mereka terlalu lugu
Sehingga rela untuk menyiksa diri.
Coba kalau mereka bisa keparat seperti saya
Tentu mereka sudah makan enak satu meja dengan saya disini”

Selesai makan, saya langsung bergegas pulang.
Dan saat sampai di lokasi proyek:

“Halo .... kawan-kawan! Kok pada lesu? Puasa atau terpaksa?””
“Lho ... pulang dari pasar kok mendadak ceria?”
“Ah sebagai orang beriman kita kan harus selalu ceria.
Walaupun perut didalam sedang keroncongan.
Betul tidak?”

Revo Sanjaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar