Kamis, 10 April 2014

Cara Membuktikan Kebenaran itu Tidak Ada

Rara-rata manusia,
Gemar berkata dan menulis tentang Kebenaran
Tapi apa sesungguhnya kebenaran itu?

Sepanjang sejarah, sudah melimpah defisini tentang kebenaran
Tergantung siapa yang mendefinisikannya dan siapa yang mengimaninya.

Ada yang mengatakan,
Bahwa yang disebut kebenaran itu adalah,
Segala sesuatu yang sejalan dengan kehendak Tuhan
Inilah yang disebut dengan Kebenaran Teologis
Yang artinya, yang disebut Kebenaran itu adalah segala hal yang merujuk pada Kitab Suci atau teks teks paham Ketuhanan. Lalu yang menjadi pertanyaan, bagaimana dengan mereka yang tidak mempercayai Tuhan? Tentu mereka tidak mengakui bahwa itulah yang disebut dengan Kebenaran.

Lalu ada lagi yang mengatakan,
Bahwa Kebenaran itu adalah segala sesuatu yang bermanfaat.
Sepanjang apa yang diyakini, dikatakan, dan dilakukan manusia bermanfaat untuk hidupnya, baik secara pribadi maupun secara bersama, maka itulah yang disebut dengan Kebenaran. Inilah inti dari paham Pragmatisme. Yang artinya, akhirnya kebenaran itu adalah kata lain dari apa yang bermanfaat. Dalam hal ini, sebagai contoh, maka mempercayai adanya Tuhan atau tidak, bisa disebut sebagai Kebenaran dan sekaligus juga tidak benar, tergantung pada efeknya pada manusia yang mengimaninya. Tentan apakah Tuhan itu benar benar ada atau tidak secara ontologis, tidak dipersoalkan lagi. Dengan kata lain, tidak ada lagi standar mutlak yang bersifat empiris, melainkan, sudah berganti pada efek psikologis.

Lalu ada lagi yang mengatakan,
Bahwa yang disebut kebenaran itu adalah segala seuatu yang logis.
Segala sesuatu yang masuk akal. Inilah yang disebut dengan kebenaran argumentatif.
Bahwa segala sesuatu disebut benar, jika alasannya meyakinkan secara logika. Jika dikatakan bahwa Tuhan itu ada, maka harus ada alasan yang argumentatif sehingga pernyataan bahwa Tuhan itu ada, meyakinkan secara logika. Walaupun keberadaan Tuhan itu sendiri, tidak dibuktikan secara empiris. Misalnya dikatakan, bahwa Tuhan tidak mungkin tidak ada. Karena jika Tuhan tidak ada, maka siapa yang menciptakan Alam dan mengaturnya. Tentu segala sesuatu akan menjadi kacau berantakan. Tuhan tidak mungkin tida ada. Artinya secara logika, pikiran tidak bisa membayangkan jika Tuhan tidak ada.

Dengan kata lain,
Kebenaran disini, bertumpu pada permainan asumsi, postulasi, premis dan konklusi penalaran. Singkatnya, kebenaran hanya sebuah jejaring penalaran. Hanya permainan konstruksi pikiran. Jika pikiran berhasil membangun sebuah sistem berpikir yang meyakinkan, maka itu akan diakui sebagai sebuah kebenaran. Tapi jika dikemudian hari ada cara berpikir lain yang lebih canggih dan lebih meyakinkan, maka klaim argmentatif sebelumnya, akan gugur dengan sendirinya.

Lalu ada lagi yang mengatakan,
Bahwa Kebenaran itu adalah segala sesuatu yang sudah terbukti selaras dengan kenyataan. Jika terbukti, maka segala sesuatu disebut sebagai benar. Inilah yang disebut dengan kebenaran ilmiah. Segala sesuatu yang sudah terverifikasi secara empirik, maka itulah yang disebut sebagai kebenaran. Jika matahari itu memang terbukti ada, maka menyatakan bahwa matahari itu ada, adalah sebuah pernyataan yang benar. Tapi jika dikatakan bahwa Tuhan itu ada, sedang eksistensi Tuhan itu tidak pernah terbukti secara empiris dan tidak pernah bisa dibuktikan, maka pernyataan bahwa Tuhan itu ada, bukanlah sebuah kebenaran. Intinya, dalam konteks ini, yang disebut Kebenaran, adalah segala sesuatu yang real, yang realistis. Dalam satu bahasa, saya menyebutnya, kebenaran, adalah kenyataan.

Dan masih banyak definisi lain tentang kebenaran

Lalu mana yang paling benar diantara semua itu?
Saya tidak tahu!
Yang saya tahu adalah,
Bahwa kebenaran itu adalah produk manusia.
Adalah hasil produksi dari angan angan dan pikiran manusia
Yang memprhatinkan saya adalah,
Mereka yang tidak memahami peta konflik semua ini.
Sehingga mereka menjadi tawanan dari sebuah definisi tentang kebenaran
Sedang mereka tidak tahu apalagi menyadari
Bahwa segala definisi dan makna tentang kebenaran itu sendiri, adalah diciptakan
Bukan sudah ada dengan sendirinya dan pada dirinya sendiri


Revo Samantha
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar