Selasa, 02 Juli 2013

Kisah Nyata: Benarkah Saya Hypersex?

Beberapa pembaca menuduh saya hyper seks alias nafsu besar
Artinya saya ini asli keparat
Padahal saya biasa-biasa saja.
Hanya menyalurkan segala sesuatu sesuai tempatnya.
Mereka mengatakan demikian mungkin karena saya melakukannya dengan cara yang tidak lazim. Misalnya saya menghentikan sholat pada rakaat pertama begitu nafsu saya sudah memuncak berkumandang. Sedang rata-rata laki-laki, menundanya hingga sholat selesai, walaupun ayat-ayat yang dibacanya jadi ngawur karena pikirannya sudah terbang ke ranjang.

Itulah yang saya maksudkan sebagai meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.
Sholat itu bukan tempat mengumbar nafsu.
Maka ketika nafsu sudah menguasai, kenapa tidak diakhiri?
Apa artinya sholat jika hanya pura-pura khusuk?
Menurut saya itu salah satu bentuk syirik yang belum di tulis imam Syafi’i.
Yaitu menduakan imajinasi dalam sholat.
Tubuh yang bergerak masih tubuh yang sama
Tapi imajinasi yang bersarang, ada dua
Pertama menghayal tentang Allah
Dan kedua menghayal sedang bercinta dengan pasangan seks.
Padahal Allah tidak suka diduakan.

Betul tidak?

Revo Sanjaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar