Tentu saja ini bukan fatwa
Tapi adalah fakta yang saya lakukan sendiri
Saya amat jarang melakukan makan sahur
Walaupun esoknya, saya tetap menjalani puasa sehari penuh
Alasan saya bukan mengada-ada
Dan tentu tidak berdasarkan Alquran dan Hadist
Tapi murni berdasarkan penghayatan saya pribadi
Saya sudah muak dengan prilaku saya pada Ramadhan sebelumnya
Disaat saya masih kanak-kanak.
Dimana agar saya kuat menjalani puasa esok harinya,
Maka saya menimbun energi makanan dalam tubuh pada waktu sahur.
Bahkan menjelang beduk imsak berbunyi,
Saya berusaha minum sebanyak-banyaknya
Dan setelah waktu berbuka,
Saya juga makan sejadi-jadinya
Sebagai aksi balas dendam tersembunyi sambil merasa telah berhasil berjuang sehari penuh
Saya mual dengan kebiasaan saya yang demikian karena
Itu sama artinya saya hanya main main.
Tidak ada nilai perjuangan heroisme bathin yang menggetarkan kesadaran
Yang terjadi hanya menggeser waktu makan
Sedang sepanjang hari,
Saya memelas untuk dihargai dunia sambil memasang muka lapar
Itu sebabnya,
Malam Ramadhan saya tetap seperti malam biasa
Begitu juga dengan segala aktivitas saya pada siang hari
Yang membedakannya, saya sama-sama lapar seperti para gelandangan miskin papa
Tanpa keluh kesah tanpa membesar-besarkannya
Revo Sanjaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar