Memang, spirit moral adalah universal
Tapi detail moral menjadi standar tingkah laku, nyaris tidak pernah universal
Dia, bersifat lokal kondisional
Karena itulah moral bukan sebuah kitab ajaib dalam kehidupan sosial
Apalagi kehidupan pribadi.
Yang sering terjadi, moral menghancurkan pertumbuhan alami sebuah pribadi
Dan di medan sosial,
Moral menjadi lipstik basa basi tanpa roh.
Karena yang disebut bermoral,
Kenyataannya adalah kata lain dari naluri untuk saling menguasai secara bersama
Itu sebabnya saya tidak pernah lagi berkata:
“Kamu harus menghormati saya.
Jika tidak, berarti kamu tidak bermoral”
Padahal dalam kesadaran tersembunyi, sebenarnya saya ingin mengatakan:
“Kenapa kamu tidak menempatkan saya di posisi yang tinggi?
Keparat kamu!”
Revo Sanjaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar